Blogroll

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Selasa, 05 Juni 2018

QOMA ZAIDUN ; ANTARA RESEP PENANGKAL MALING DAN RESEP KUAT RANJANG


Pernahkah sampean mendengar kisah tentang Syaikhona Kholil Bangkalan yang memberikan penangkal maling berubah rajah bertuliskan QOMA ZAIDUN (artinya: Zaid telah berdiri) kepada para petani yang mengadukan perihal timun-timun mereka yang di curi oleh maling pada setiap malam. Lalu rajah tadi itu pasang di ladang mereka. 

Ketika pagi tiba, bi qudratiLLahi wa irodatih  wa bi barokati wa karomati Syaikh Kholil Bangkalan, sejumlah orang yang merupakan maling berdiri di ladang. Mereka berdiri tegak tidak bisa berkutik sejak malam. Tertangkap basahlah mereka. Pernahkah sampean mendengar kisah tersebut?

Paling tidak Simbah Yasir Ubaidillah Karpof dan Kaki Choerul Anam pernah mendengarnya. Ini adalah kenangan status facebook satu tahun yang lalu. Jadi saat itu, saya men-status-kan Mbah Yasir dan Kaki Anam tersebut, besok kalau sampean berdua jadi dukun tabib, terus ada yang meminta obat kuat ranjang, kalau ingin meniru Syech Kholi ini, maka obatnya ialah ambil secarik kertas, tuliskan "QOMA ZAIDUN" pada kertas tersebut, lalu rendam kertas tadi dalam segelas air minum. Dan terakhir, suruhlah pasien untuk minum air tersebut sebelum perang ranjang. Nisacaya cespleng. Zaid-nya pasien akan qoma (berdiri), sampai-sampai lawan perangnya komaa. Wekekek.
.

Sreeettttttt.

Informasi dari teman bahwa juga ada beberapa seseorang istri yang baru menikah beberapa bulan meminta cerai kepada suaminya, karena suami tak kuat ranjang. Akhirnya mereka menjadi janda-janda di bawah umur.

Kamis, 31 Mei 2018

Maukah Kamu Menikah Denganku?

"Maukah kamu menikah denganku?"

Begitu pesan wa Yusron kepada Narsih. Setelah Yusron chating berbasa-basi panjang sejak jam 8 malam yang akhirnya pada jam 9.03, Yusron mengirimkan pesan wa ajakan nikah ke Narsih sebagaimana di atas. 

Padahal pada chating wa yang sejak jam 8 itu lanjar jaya. Setiap kali chating langsung centang dua yang berarti sudah terkirim. Tidak sampai 3 menit akan centang 2 hijau artinya sudah terbaca. Tapi ini kok, pesan ajakan nikah tadi, kok lama banget centang satunya. Wa Narsih off ternyata, terakhir dilihat pukul 9.03. Sampai satu jam, dua jam, masih centang satu. Sampai pada akhirnya, Yusron tertidur dalam keadaan pesan wa masih centang satu. Gelisah tentunya, penginnya kan segera tau balasannya, baik jawaban iya, tidak, ataupun jawaban "saya pikir dulu". Yusron menunggu balasan itu. 

Menjelang shubuh Yusron bangun. Ia lihat pesan wa nya masih centang satu dan terakhir dilihat kemarin 9.03. Setelah shalat shubuh, masih tetap sama. Jam 6 sampai 8 pagi, ia mengantarkan ibunya ke pasar. Ia tidak sempat membuka HP. 

Jam 8, Yusron pulang dari pasar, dilanjutkan dengan beres-beres rumah, mandi, dan membuat kopi sampai jam 9. Sambil ngopi, ia cek kembali hp nya. Ternyata pesan wa ajakan nikahnya kepada Narsih masih juga centang satu.  Ia masih menunggu balasan. 

‌Sambil berkali-kali ngecek pesan wa tadi, Yusron main instragram dan facebook. Ketika itu pukul 9.43 pagi, di beranda facebooknya, Yusron menemukan foto sepasang pengantin pernikahan. Ia mengenali pengantin wanita dalam foto tersebut. 

"Waduhhh. Ini Narsihhhh. Aku kok ya nggak tahu kalau dia kemarin-kemarin sudah punya calon suami.????Aku kok nggak tahu kalau dia nikah lagi ini.... Aku kok tadi ya ngajak dia nikahhh!!! Gimana ini????? ", kaget bukan main Yusron melihat foto tersebut. 

Lebih jelas lagi, ia membaca caption foto yang ngetag akun facebook Narsih dan muncul di beranda facebooknya itu," selamat Mbak Narsih dan Mas Yoga. Semoga samawa. Amin. Ia cek akun Narsih, sudah ada 4 postingan yang ngetag akun Narsih disertai foto nikah dan ucapan doa pernikahan. 

Ia kembali cek pesan wa nya, ternyata masih centang satu juga. Ia mencoba menghapus pesan tersebut, supaya tidak terbaca oleh Narsih. Ternyata nggak bisa. Karena tentu sudah melebihi waktu 10 menit. Yusron tambah bingung. Betapa sedihnya dia, dengan adanya pernikahan tersebut tentu jawabannya  adalah tak mungkin Yusron menikah dengan Narsih. Dan betapa malunya dia ketika nanti Narsih membaca pesan wa itu. 

"Waduchhhhh??? Piye iki??? Ya Alllahhhhh !!!

Karena hal di atas, Yusron yang alumni pesantren dan sudah menjadi setengah kyai muda, dengan hanya berpamit kepada kedua orang tuanya, ia mondok lagi. 

Qultu : salah satu hal yang menjadikan santri yang sudah boyong kok mondok lagi, salah satu alasannya adalah gagal menikah !
_____________

Foto : foto kenangan saat acara haflah (6/5-2018) bersama Imam BESAR dari Tenggarong Kalimantan, Angkrang San.

Selasa, 30 Mei 2017

GUSTI ALLAH SING NGATUR


Sekitar setengah tahun yang lalu (awal tahun 2017), mobil yang sedang disopir Cak Mat mogok di Kota Baru Malang. Cak Mat menelpon Mas Alfan supaya mengajak beberapa teman santri untuk segera ke tempat mogoknya mobil, guna untuk mendorong mobil ke tempat yang tidak mengganggu ketertiban umum.

Berangkatlah Mas Alfan bersama saya dan tiga teman santri yang lain. Sampai tempat, ternyata mobil sudah terposisikan di tempat yang sudah tidak mengganggu ketertiban jalan, di bagian pinggir pom bensin Kota Baru. Cak Mat menelpon saudaranya Ning Isma supaya datang dengan membawa sesuatu barang (lupa tepatnya apa) yang bisa menjadikan mobil nyala.

Saudaranya Ning Isma datang, tapi belum dengan barang yang seharusnya dibawa. Saat itulah, kami melihat ada penjual bensin eceran di samping pom bensin. Salah satu diantara kami nyletuk tanpa didengar oleh Saudaranya Ning Isma, entah Cak Mat yang bersamanya dengar apa nggak,” iku kok dodolan bensin eceran di samping pom bensin, apa ya laku?”

Tiba-tiba saudaranya Ning Isma yang memang belum membawa barang yang dibutuhkan, ia meninggalkan kami. Eh, ternyata sebelum pergi untuk mengambil barang, ia terlebih dahulu beli bensin ke penjual bensin eceran yang dibicarakan kami tadi. Bukannya hal tersebut menjawab cletukan pertama tadi, malah salah satu diantara kami yang lain nyletuk,” iku kok malah tuku bensin di tempat eceran? Nggak beli di pom bensin sini saja?”

Yang lain menjawab,” wis dadi rezekine bakul eceran”.

“Kok bisa nggak beli di sini (pom bensin) saja? Padahal kan lewih murah!”

“Bisalah, lah iku terjadi”

“Kok bisa?”

“Gusti Allah sing ngatur!!!”
_____________

Bumine Gusti Allah, 30 Mei 2017

Indirijal Lutofa, kawulanipun Gusti Allah

Kamis, 13 April 2017

KETIKA KIAI KAF YANG SHOLEH MARAH DAN MEMUKUL KEPADA HABIB QOF YANG BEJAT ITU


Semalam kedatangan tamu istimiwir yang sangat tidak perlu saya sebutkan namanya di sini, apalagi ditag, ora penting banget! Ia merupakan aktifis jama’ah Riyadhul Jannah yang jika berangkat mengendarai mobil VIP 01/02/03, maka jarak 1 km dari lokasi sudah dikawal keamanan. Heuheu. Obrolan kami semalam menyoroti berbagai isu hangat di NU, Islam, dan Indonesia. Juga dijejeli resep sex yang mantap olehnya yang sudah beranak 3. Kisah berikut ini disampaikan olehnya tadi semalam juga;

Di sebuah daerah hiduplah seorang kiai yang lelakunya merupakan lelaku seorang sholeh dan sufi. Ia merupakan seorang imam masjid di tempatnya. Ia mempunyai keistmewaan sering bermimpi ketemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Demi sesuatu tertentu, tidak perlu disebut nama Kiai tersebut dan asal daerah tersebut. Sehingga sebuat saja Kiai Kaf.

Di tempat Kiai tersebut, hiduplah seorang pemuda keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Beda dengan Kiai Kaf, pemuda ini justru berperilaku sebaliknya, ia bejat amat bejat. Hampir tiap hari, ia mabok minum-minuman keras dan madon dengan wanita alias zina. Demi sesuatu tertentu pula, disamarkan pula namanya, sebut saja Habib Qof.

Antara Kiai Kaf dan Habib Qof, saling kenal dan saling tahu. Suatu hari sehabis shubuh, Habib Qof baru saja mabok minuman keras, ia lewat depan masjid dimana Kiai Kaf biasa mengimami. Tentu akibat mabok minuman keras, Habib Qof muntah di depan masjid tersebut. Kiai Kaf yang melihtanya langsung marah. Kiai Kaf pun memukulkan tangannya ke kepala Habib Qof, tanda Kiai Kaf marah dan tak rela atas tindakan Habib Qof.

Setelah kejadian itu, malam harinya Kiai Kaf bermimpi ketemu Kanjeng Nabi. Namun Kanjeng Nabi tidak sepertia biasanya di mimpi-mimpi Kiai Kaf yang lalu. Bahwa biasanya dalam mimpinya, Kiai Kaf bersalaman dengan Kanjeng Nabi. Namun pada malam itu, Kiai Kaf mengulurkan tangan ke Kanjeng Nabi untuk bersalaman, Kanjeng Nabi malah tidak mau bersalaman dan cuek terhadap Kiai Kaf.

Malam hari setelahnya kemudian, Kiai Kaf bermimpi ketemu Sayyidina Ali bin Thalib RA. Kiai Kaf dimarahi habis-habisan sama Sayyidina Ali dalam mimpinya. Namun Kiai Kaf tak faham kenapa kok dirinya dimarahi.

Kiai Kaf gelisah atas mimpi Kanjeng Nabi Muhammad dan Sayyidina Ali tersebut. Akhirnya ia sowan ke Kiai untuk mengadukan perihal kegelisahannya tersebut.

”Sampean punya salah ke dzurriyah nabi?” tanya Kiai ke Kiai Kaf setelah diutarakan kegelisahannya.
Kiai Kaf menjawab,” enggak perasaan Kiai”.

“Coba diingat-ingat lagi”

Kiai Kaf diam memfikirkan dan mencoba mengingat-ingat.

“Oh ya Kiai, kemarin saya barusan memarahi dan memukul seorang Habib muda yang mabok minuman keras di depan masjid”, Kiai Kaf akhirnya ingat terhadap kejadian yang padahal baru beberapa hari yang lalu.

“Ya sudah sana! minta maaflah kepadanya!”

“Nggih Kyai”

Kemudian Kiai Kaf pun mencari Habib Qof untuk ditemuinya dan minta maaf kepada. Kiai Kaf mejumpai Habib Qof di perempatan yang sedang mojok dengan seorang wanita. Wanitanya pun pergi karena sungkan sama Kiai Kaf. Kiai Kaf mencium kaki Habib Qof.
Habib Qof kaget dan bertanya,” ada apa ini Kiai?”

“Saya minta maaf Bib”, Kiai Kaf menjawab.

“Lho bukannya yang seharusnya minta maaf ke sampean? Saya yang bejat ini yang seharusnya minta maaf Kiai”

“Nggak Bib, saya minta maaf atas kejadian kemarin pas shubuh Bib”

“Kejadian apa Kiai?” Habib Qof bertanya karena merasa tidak tahu akibat memang saat shubuh itu Habib Qof sedang mabuk-mabuk dan tentu tidak merasakan apa-apa. Kiai Kaf pun mejelaskan kejadiannya. Dan bercerita atas mimpinya bertemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW dan Sayyidina Ali, serta isyaroh mimpi tersebut.

“Oh yayaya, iya Kiai, saya maafkan”, Habib Qof memberikan maafnya. Tenanglah akhirnya Kiai Kaf dengan maaf tersebut.

Habib Qof berfikir,” saya yang begini ini, sering mabuk-mabukan, sering zina, ternyata masih diperhatikan mbah-mbah saya? Saya masih dibela?”. Akhirnya Habib Qof bertaubat. Ia belajar agama. Dan ia menjadi pengajar agama di kemudian harinya.

Shohibul hikayah menkomentari,” begitulah salah satu cara Kanjeng Nabi mengingatkan keturunannya yang menyimpang dari ajarannya”.

Wallahu a’lam bish-showab.
____________

Mergosono, 13 april 2017


Indirijal Lutofa

Jumat, 10 Februari 2017

MAS JAED SING PUTUS ASA [NGAPAK]


Suatu hari Mas Jaed bin Pak Sodrun bin Mbah Kluntung melakukan pekerjaaan memecah batu yang lumayan besar. Ping pisan Mas Jaed mukulaken alate meng watu sing gede kue mau. Doar. Ping pisan urung pecah. Ping pindo ya urung pecah. Ping telune ya esih ora pecah-pecah. Ping papat, lima, enem, nyampe satus esih ora bae. Alias ora pecah-pecah watune.
Mbarang wis ping satus, Mas Jaed wis mandan putus asa. Dadi leren njagong disiit karo nglinting mbako besukine. Agi enak-enake nyedot lintingane, tapi ya tetep lemes awake Masalahe tes ngantemna alat gede meng watu gede, ora pecah-pecah. Icir-icir ana wong tua teka. Kira-kira umure ya 70 tahun lah. Sebut bae jenenge Kaki darkum.
Kaki Darkum ndelengna Mas Jaed sing ketone koh kesel temen. Kaki Darkum takon meng Mas Jaed,” koe nangapa? Deneng ketone lemes temen? Mas Jaed njawab,” kiyee koh, mbandem watu, tapi ora pecah-pecah, dadi lemes banget enyong”.
Mbarang Kaki Darkum krungu jawabane Mas Jaed, Kaki Darkum langsung njekel alat sing nggo mecah mau. Kaki Darkum njajal melu mecahna watu. Doarrr. Ping pisan esih wutuh watune. Doarrr. Ping pindo ya urung pecah. Doarrrr. Kaping telune pecah watune. Ihhh. Deneng sangar temen Kaki Darkum kiyeee.
Mas Jaed kaget tur gumun. Deneng Kaki Darkum sing tuwa kaya kae bisa mecahna watu mung telung anteman tok. Mas Jaed takon,” deneng rika sakti temen kii? Aku ket mau wis ping satus ngantemi watu kue ya ora pecah-pecah, deneng rika bisa mung ping telu tok tapi bisa pecah? Sakti rika kiii yakin”.
Kaki Darkum njawab,” enyong kue ora sakti cahh. Watu kiyee pancen nembe bisa pecah nek diantem ping satus telu, dadi nek koe mau nambahi ping telu maning, watu kiyee ya bakal pecah cahh”.
Dadi pancen hikmahe aja gampang nyerah jarene. Akeh wong mandek usaha, padahal wis dela maning maning sukses. Ya kue mau kaya Mas Jaed, mandek usaha ngantemi mecah watu nang angka satus, padahal ping telu maning sukses. Kaya kueee lah.
______________


Diutak-ituk sekang ceramahe Profesor Doktor Keyai Haji Said Aqil Siroj Em A

Indirijal Lutofa

Senin, 26 Desember 2016

DZAKARNYA KEPANJANGAN


"A'udzu billahi minsy-syaithoniirojim. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi robbil'alamin", si santri yang bernama Badrun memulai melafalkan surat Al-fatihah untuk mulai sorogan Qur'an nya kepada Ustath (pake tho') Syamsul.
Ustath (tetap pake tho') merupakan sosok ustath yang terkenal keras, tidak pernah tertawa, juga tidak pernah tersenyum, apalagi membuat orang tertawa. Jika ada hal yang benar-benar lucu saja ia tidak tertawa sama sekali. Ia sangat keras dalam mengajar Al-Qur'an. Satu kesalahan bacaan seorang santri, bisa ia bentak dengan sekeras-kerasnya. Serem nan horor wes pokoknya.
Karena memang surat Al-fatihah selalu dibaca setiap ngajinya, Badrun cukup dengan 1 menit selesai tanpa kesalahan. Badrun pun melanjutkan ke ayat yang hendak disetorkan kepada Ustath Syamsul. 
يوصيكم الله في اولادكم
"yuu shiikumulloohu fiiiii aulaadikum", Badrun membacanya.
"salahhh !!!", Ustath tiba-tiba membentak.
Badrun mengulangi bacaanya, " yuu shiikumulloohu fiiiii aulaadikum "
"shod nyaaa !!!", Ustath Syamsul memberi tahu letak kesalahannya.
" yushiii"
"hams-nya !!!"
"yuu shiikumulloohu fiiiii aulaadikum"
"terus, lanjutkan" 
Ustath Syamsul telah memberitahu bahwa bacaan Badrun sudah dan menyuruhnya melanjutkan bacaan selanjutnya. Akhirnya satu penggalan ayat selesai, Badrun melanjutkan penggalan berikutnya.
للذكر مثل حظ الانثيين
Badrun mulai melanjutkan bacaanya, "lidz-dzaakaaari mitslu khazdzdil untsayaiiin "
"salah drunn !!!", satu bentakan Ustath Syamsul yang menandakn Badrun salah dalam membaca.
"lidz-dzaakaaari mitslu khazdzdil untsayaiiin"
"salah !!! dzakarnya !!!"
"hahh?" Badrun bingung. "LIDZ-DZAAKAAARI"
Karena masih salah juga, Ustath Syamsul menunjukan letak kesalahan bacaan Badrun dengan membentak sekeras-kerasnya, "DZAKARNYA KEPANJANGAN DRUNNN !!!"
_____________

Terinpirasi dari tulisan Gus Yahya yang berjudul "Terlalu Panjang"

Malang, 26 desember 2016
Indirijal Lutofa


Rabu, 21 Desember 2016

Assalamu’laikum ya AuliyaAllah ; Gus Miek, wa Mbah Hamid, wa Mbah Dalhar

Assalamu’laikum ya AuliyaAllah.

Assalamu’laikum ya Gus Miek. Gus Miek mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Mbah Hamid Pasuruan yang juga dikenal sebagai waliyyulloh. Assalamu’alaikum ya Mbah Hamid Pasuruan. Selain itu, Gus Miek juga merupakan murid dari Mbah Dalhar Watucongol Magelang. Assalamu’alaikum Mbah Dalhar.

Assalamu’laikum ya AuliyaAllah.

Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh. Inni ji’tukum qorian ‘an riwatikum wa katiban ‘anha mutawassilan bikum ila rabbii fii khajatii li tuqdho lii.

ASSALAMU : utawi rahmat keselametane Gusti Allah
’ALAIKUM : iku mugo tetep ingatase njenengan sedoyo
WARAHMATULLAHI : lan utawi rahmate Gusti Allah
BAROKATUH : lan barokahe Gusti Allah yo iku mugo iku tetep ingatase njenengan sedoyo
INNI : temen setuhune ingsun
JI’TUKUM : sowan sopo ingsun ing njenengan sedoyo
QORIAN : khale wongkang moco
‘AN RIWATIKUM : saking riwayat njenengan sedoyo
WA KATIBAN : lan khale wongkang nulis
‘ANHA : saking riwayat
WA  MUTAWASSILAN : lan khale wongkang gawe lantaran
 BIKUM : kelawan njenengan sedoyo
ILA RABBII : maring pangeran ingsun
FII KHAJATII : ingdalem piro-piro khajat ingsun
LI TUQDHO : supoyo den tekaaken opo khajaat
LII : maring ingsun

Assalamu’laikum ya Kyai Haji Khamim Jazuli ingkang kuncoro kanti asmo Gus Miek. Engkaulah Pendakwah Lembah Hitam. Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.



Suatu hari, Gus Miek dengan diikuti Gus Farid (kerabatnya) bertandang ke sebuah diskotek. Di sana, Gus Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tidak dilihat dan dikenali pengunjung diskotek itu.

“Gus, apakah jama’ah sampeyan kurang banyak? Apakah sampeyan kurang kaya? Kok mau masuk tempat seperti ini?” Tanya Gus Farid kemudian. Gus Miek terlihat emosi mendengar pertanyaan orang terdekatnya, yang telah puluhan tahun mengikutinya.


“Biar nama saya cemar di mata manusia, tapi tenar di mata Allah. Apalah arti sebuah nama. Paling mentok, nama Gus Miek hancur di mata umat. Semua orang yang di tempat ini, di diskotik ini, juga menginginkan surga, bukan hanya jamaah (kaum santri dan bersarung) saja yang menginginkan surga. Tetapi, siapa yang berani masuk ke tempat seperti ini? Kyai mana yang mau masuk ke tempat-tempat seperti ini?!” Sergah Gus Miek.

Gus Farid terdiam. Tak lama setelah itu, Gus Miek pun kembali ceria seolah lupa dengan pertanyaan Gus Farid barusanPamit riyin Gus Miek. Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.


Assalmu’laikum Pasuruan. Assalamu’alaikum ya Mbah Hamid Pasuruan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh. Engkaulah yang –kata Gus Mus- merupakan Kyai yang mutabahhir, yang karenanya penuh kearifan, pengertian, dan tidak kagetan. Kyai Hamid bukanlah ‘Wali Tiban’. ‘Wali Tiban’, kalau memang ada, tentu berpotensi kontroversial dalam masyarakat. Kyai Hamid tidak demikian. Beliau dianggap wali secara ‘muttafaq ‘alaih’. Bahkan ayah saya, Kyai Bisri Mustofa dan guru saya Kyai Ali Maksum –keduanya adalah kawan-karib Kyai Hamid-- yang paling sulit mempercayai adanya wali di zaman ini, harus mengakui, meskipun sebelumnya sering meledek kewalian kawan-karib mereka ini. 

Ngalap cekap ngoten mawon Mbah Hamid. Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.

Assalamu’laikum Magelang. Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh ya Mbah Dalhar Watucongol Magelang yang merupakan waliyyuloh yang mempunyai riwayat hidup yang sangat menakjubkan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.

Mbah Kyai Dalhar diminta oleh gurunya, Syeikh As Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani untuk menemani putera laki laki tertuanya Sayid Abdurrahman Al-Jilani Al-Hasani untuk menuntut ilmu di Mekkah. Keduanya berangkat ke Makkah dengan menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.

Assalamu’laikum Mbah.

Selama perjalanan dari Kebumen da singgah di Muntilan , kemudian lanjut sampai di Semarang, Mbah Dalhar memilih tetap berjalan kaki sambil menuntun kuda yang dikendarai oleh Sayid Abdurrahman. Hal ini dikarenakan sikap takdzimnya kepada sang guru. Padahal Sayid Abdurrahman telah mempersilahkan Mbah Kyai Dalhar agar naik kuda bersama.

Selama 27 tahun menetap di tanah suci, hanya sekali ia meninggalkan shalat jama’ah, itupun disebabkan karena saat itu ia baru datang. Assalamu’laikum Mbah. Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.


Sepindah malih. Inni ji’tukum qorian ‘an riwatikum wa katiban ‘anha mutawassilan bikum ila rabbii fii khajatii li tuqdho lii. Ya Gus Miek, wa ya Mbah Hamid, wa ya Mbah Dalhar, Assalamu’alaikum warahmatullahi barokatuh.

Malang, 21 desember 2016
Indirijal Lutofa